KEUNGGULAN TEMPE SUBSTITUSI ANEKA SAYUR PADA KANDUNGAN VITAMIN A, VITAMIN C, SERAT DAN ANTIOKSIDAN SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI SEIMBANG

Sebastiana Susiani

Abstract


 

Vitamin dan mineral adalah salah satu dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sebagai syarat pemenuhan gizi seimbang. Kekurangan vitamin dan mineral dalam menu sehari-hari dapat berdampak pada keaadaan yang disebut “lapar gizi” . “Lapar gizi” tidak menimbulkan dampak dalam jangka dekat, tetapi dalam jangka panjang dapat  mengakibatkan anemia, osteopororis dan menurunnya kekebalan tubuh. Tujuan dari tulisan ini adalah memberi inspirasi bagi pembaca bahwa untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tidak harus mengkonsumsi sayur dalam bentuk yang lazim seperti sop, oseng oseng, sayur bening dan sebagainya. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari kacang-kacangan. Tempe merupakan salah satu bahan pangan yang terbuat dari kedelai melalui proses fermentasi. Dari bahan dasar dan proses fermentasi tersebut, tempe merupakan makanan yang berkualitas karena mengandung nutrisi lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan juga antikosidan. Salah satu kekurangan tempe adalah  kandungan vitaminnya, vitamin pada tempe hanya vitamin B, karena hal tersebut  penulis ingin menambahkan vitamin dan mineral dari sayur yang biasa dikonsumsi sehari-hari seperti buncis, wortel dan cabai. Supaya tambahan sayur cukup bermakna, penulis mencampurkan 40% sayur dengan 60% keledai yang sudah diberi  ragi, kemudian tempe hasil fermentasi tersebut diujikan kandungan protein, serat, vitamin A, vitamin C dan antioksidan, Hasil uji laboratorium menunjukkan tempe yang disubstitusi dengan cabai, wortel dan buncis meningkat kendungan vitamin A dari 0,39 mg/100 gr sampai  16,78 mg/100 gr, vitamin C meningkat dari 48,73 mg/100 gr sampai  189,92 mg/100gr, serat meningkat dari 2,7% sampai 9,5%, antioksidan meningkat dari 29,84% sampai 73,83%. Dengan meningkatnya kandungan vitamin, antioksidan dan serat pada tempe yang disubtitusi dengan wortel, cabai dan buncis maka tempe substitusi tersebut merupakan makanan yang unggul. Sinergisme protein, vitamin dan mineral dapat  meningkatkan metabolisme tubuh. Antioksidan dapat menangkal senyawa radikal bebas, dan serat dapat mengurangi kolesterol serta mencegah kanker usus.  Dari uji responden yang dilakukan penulis, tempe sayur hasil penelitian penulis dapat diterima oleh responden dengan alasan rasa sayur yang ada di dalam tempe tidak terasa, walaupun tekstur sayur masih bisa dirasakan oleh responden. Dari hasil penelitian tersebut penulis sangat berharap bahwa produk tempe substitusi sayur dapat dikembangkan lebih sempurna dengan beberapa inovasi baru yang lain


Keywords


sayur, tempe, vitamin A, vitamin C, antioksidan, gizi seimbang

Full Text:

PDF

References


Almatsier, S., 2006. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Aryulina Diah, et al., 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Esis.

Asakura, L. et al., 2006. Soy protein containing isoflavones favorably influences macrophage lipoprotein metabolism but not the development of aterosclerosis in CETP transgenic mice. ProQuestBiology Journals, 41(7), pp.655–662.

Astawan,dkk.,2013, Karakteristik Fisikokimia dan Sifat Fungsional Tempe yang Dihasilkan dari Berbagai Varietas Kedelai, PANGAN, Vol. 22 No. 3 September 2013 : 241-252

Fatmah, 2006, Resposn Imunitas Yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut, Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2006: 47-53

Herman Susilowati, 2007. Masalah Kurang Vitamin A dan Prospek Penanggulangannya. Media Litbang Kesehatan ,Volume XVII Nomor 4 Tahun 2007

Kartono dan Soekanti M, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Muji, I. et al., 2011. Isoflavone content and antioxidant properties of soybean seeds, 3, pp.16–20.

Oktaviasari, dkk.,2018, Pengaruh Pemberian Jus Buncis (Phaseolus vulgaris Linn) Terhadap Kadar MDA Model Stres Psikologis, Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 7(2) : 141-148, September 2018

Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck P, Kwon O, Lee JH, et al. Vitamin C as an Antioxidant: Evaluation of Its Role in Disease Prevention. Journal of American College of Nutrition, Maryland: 2003;22:18-35.

Pawiroharsono, S., 2007. Benarkah tempe sebagai anti kanker. Jurnal Kedokteran dan Farmasi MEDIKA, 12, pp.815–817.

Rosmainar, dkk.,2018. Penentuan Kadar Vitamin C Beberapa Jenis Cabai (Capsicum sp.) Dengan Spertrofotometri UV-VIS, Jurnal Kimia Riset, Volume 3 No. 1, Juni 2018

Sayuti dan Yenrina, 2015. Antioksidan Alami dan SIntetik, Andalas University Press

Scrimshaw,Nevin S.,1994. The consequences of hidden hunger for individuals and societies. FOOD AND NUTRITION BULLETIN, 15(1):3-24

Siagian, A., ,006, Gizi, Imunitas dan Penyakit Infeksi, Info Kesehatan Masyarakat, Vol 10, no 2

Sinaga, F. Stres oksidatif dan status antioksidan pada aktivitas fisik maksimal, Jurnal generasi kampus vol 9 : 2, September 2016. 2016.

Siswanto, dkk., 2013, Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem Imunitas, Gizi Indon 2013, 36(1):57-64

Yao Xianbin, 2010. Satisfying Hidden Hunger: Addressing Micronutrient Deficiencies in Central Asia.Asian Development Bank 2010


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Prosiding Conference on Research and Community Services



 

 

 

 

 

 

Published by Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M)

Jl. Pattimura III/20, Jombang, East Java, Indonesia

Currently, Prosiding Conference on Research and Community Services is indexed by:

     
     
     
     
     
     

Dedicated to:

 

 

Published by STKIP PGRI Jombang || http://p3m.stkipjb.ac.id
Creative Commons License
Prosiding Conference on Research and Community Services)  is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.