GERAKAN LANSIA SEHAT (GERLAS) PEMERIKSAAN KESEHATAN & INTELEKTUAL LANSI
Abstract
Pengabdian masyarakat ini berjudul “ Gerakan Lansia Sehat (GERLAS) Pemeriksaan Kesehatan & Intelektual Lansia .” Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010). Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak bergunaLansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran. Sehat adalah kondisi optimal mental, fisik dan sosial seseorang, terbebas dari bibit penyakit sehingga mencapai produktivitas.Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi masyarakat.Tujuan dari pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan dalam 3 tahapan yaitu : tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tahapan evaluasi (tindak lanjut). Tahapan persiapan meliputi pengurusan ijin, studi pendahuluan dengan observasi lapangan, pengumpulan bahan dan persiapan materi penyuluhan, serta koordinasi dengan pihak Puskesmas Camplong. Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah memberikan pelayanan kesehatan dan screening Intelektual pada lansia, tahapan ketiga adalah tahap akhir, pada tahap ini meliputi interpretasi hasil serta tindak lanjut kegiatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bobana, M., Malojcica, B., Vukovic,S., Zrilic, L., Hof, P.R., & Simic, & G. (2012). The Reability and Validity of The Mini Mental Stase Examination in he Elderly Croation Population. Dement Geriart Cogn Disord. 385-392.
Dahlan, Muhammad Sopiyudin. (2009). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
[3] Departemen Sosial R1. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Usian Lanjut Melalui Panti Sosial Tresna Werdha. Jakarta: Depsos RI.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Eko Surahmanto. E & Gloria Pandean, V. (2016). Hubungan Hipertensi dengan Fungsi Kognitif di Poliklinik SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (eCI). Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni.
Estelle, Kirsch, & Pollack. (2006). Enhancing Sosial Interaction In Elderly Communities Via Location –Aware Computing. CBI Journa Marlina, R. D. (2012).
Hubungan antara Fungsi Kognitif dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada Lansia di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Wreksoatmodjo, B. R. (2014). Pengaruh Sosial Engagement terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta.Hasil Penelitian. CDK.214. Vol. 41. No.3
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Prosiding Conference on Research and Community Services