OPTIMALISASI JUAL BELI LIMBAH LOGAM BERBASIS SYARIAH (Studi Kasus di CV. Salmana Logam, Desa Karang Mulya, Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat)

Abstract

Salah satu jenis muamalah yang membawa manfaat adalah jual beli dalam kehidupan. Jual beli dapat berguna untuk sarana tolong menolong antara sesama manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan untuk menacari rizki yang halal dari Allah SWT. Pada perkembangan ekonomi yang telah maju pesat saat ini terdapat berbagai macam praktik jual beli, salah satunya yaitu limbah logam seperti besi, alumunium, tembaga. Jual beli ini dilakukan dibeberapa daerah salah satunya di Desa Karangmulya Kecamatan Pangkalan Banten, Kabupaten Kota Waringinbarat Provinsi Kalimantan Tengah yang kebanyakan terdapat pabrik dan banyak limbah logan yang tersisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam jual beli limbah logam sudah sesuai dengan hukum syariah di CV. Salmana Logam dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pemikiran sehingga dapat tercipta jual beli limbah logam yang berbasis syariah secara benar dan tepat. Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan penjelasan terhadap keadaan atau fenomena sosial yang berhubungan dengan jual beli limbah logam di “CV Salmana Logam”. Sumber data yang diperoleh yaitu meliputi data primer yang didapatkan laangsung dari pihak yang bersangkutan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi secara online dan sumber data sekunder yang di dapatkan dari bahan kepustakaan (library research). Sedangkan metode analisis datanya menggunakan analisa kualitatif. Dimana data yang diperoleh didesain secara sistematis dengan pola deduktif untuk tarik suatu kesimpulan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa praktik jual beli barang rongsokan yang berlangsung di CV. Salmana Logam, secara umum sudah menerapkan jual beli dengan sistem timbangan dan berbasis syariah. Limbah logam ditimbang perkarung, penimbangan dilakukan sesuai dengan jenis logam yaitu besi, alumunium, tembaga. Menurut hukum Islam bahwa barang yang diperjual belikan harus jelas diketahui oleh pihak penjual dan pembeli baik zat, bentuk, kadar dan sifatnya dan tidaklah sah jual beli mengandung unsur ketidakpastian dan spekulasi, hal tersebut dilarang oleh syara’